MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR “MANUSIA DAN HARAPAN ” Disusun oleh : Bima Faturochman (16417435) Kelas   1...


MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“MANUSIA DAN HARAPAN ”









Disusun oleh :
Bima Faturochman (16417435)



Kelas  1IB02
Fakultas Teknologi Industri
Mata kuliah : Ilmu budaya dasar
Dosen : Rafiqa maulidia


Kata Pengantar
Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Ilmu budaya dasar.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Manusia dan Harapan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Gunadarma. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh  dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Depok, 25 April 2018
Penyusun







BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan  kebiasaan-kebiasaan tersebut akan menjadi kebudayaan.
Setiap manusia mempunyai sifat keindahan yang berbeda-beda dengan sesamanya. Karena itu merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap umatnya untuk merasakan apa aja yang ada di alam ini.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha. Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan kita. Kita harus hidup dengan harapan, tetapi kita tidak bisa hidup menggantung semata pada harapan. Adalah baik untuk berharap yang terbaik. Tetapi hal itu tidak cukup. Kita tidak bisa hanya berharap – kita harus bertindak.Sangat menyedihkan, bahwa banyak hal digantung berlebihan pada harapan – demi perbaikan nasib. Berharap yang terbaik belum menghasilkan apa-apa. Bekerja dan bertindak – disertai dengan harapan di dalam hati – adalah hal yang membawa hasil. Kombinasi yang sempurna. Harapan tidak akan mengecewakan – selama hal itu disertai dengan tindakan dan komitmen.
Harapan tidak bisa mengganti tindakan. Kerjakan apa yang harus dikerjakan – ada atau tidak ada harapan. Harapkan yang terbaik dan kerjakan apa saja yang memungkinkan harapan itu terwujud
1.2 Rumusan Masalah
Apa Pengertian Manusia ?
Apa Pengertian Harapan ?
Apa sebab manusia mempunyai harapan?
Pengertian Doa  ?
Bagimana mejelaskan kepercayaan ?
Bagaimana usaha untuk meningkatkan kepercayaan ?
1.3 Tujuan penulisan
Mengetahui Pengertian Manusia ?
Mengetahui Pengertian Harapan ?
Mengetahui sebab manusia mempunyai harapan?
Mengetahui Pengertian Doa  ?
Mengetahui mejelaskan kepercayaan ?
Mengetahui usaha untuk meningkatkan kepercayaan ?

1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan pada makalah ini bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara manusia dan kebudayaan yang sudah berlangsung disekitar kita selama ini, melalui pembahasaan pada bab selanjutnya.



BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manusia
Manusia atau juga yang bisa disebut dengan  orang  dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa karena diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai mahluk yang sempurna. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
2.2 Pengertian Harapan

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

Cita-cita merupakan Impian yang disertai dengan tindakan dan juga di berikan batas waktu. Jadi kalau kita bermimpi untuk menjadi netpreneur yang sukses, ya… harus di sertai tindakan jangan cuma berandai-andai saja. Serta jangan lupa di berikan target waktu sehingga kita punya timeline kapan hal tersebut kita inginkan terealiasasi.

Dari kecil kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.

Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak.

Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb kedokteran dia stress, dan seterusnya.

Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi hidup seperti laskar pelangi.
Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik ataumeningkat.

2.3 Apa sebab manusia mempunyai harapan

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

1. Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.

2. Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas: kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.

Kebutuhan jasmaniah misalnya: makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah:

a) kelangsungan hidup (survival)
b) keamanan ( safety )
c) hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) diakui lingkungan (status)
e) perwujudan cita-cita (self actualization)

2.4 Pengertian Doa


Doa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik kepada Allah SWT seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah SWT setiap saat karena akan selalu didengar olehNya. Doa mempunyai tujuan, diantara lain:
1. Memohon hidup selalu dalam bimbingan Allah SWT.
2. Agar selamat dunia akhirat.
3. Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT.
4. Meminta perlindungan Allah SWT dari Setan yang terkutuk.
5. Dan lain-lain.

2.5 Kepercayaan

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karma orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.

Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan – langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak ber agama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.

2.6 Usaha-usaha untuk mewujudkan kepecayaan

Usaha itu antara lain:
1. Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
2. Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
3. Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
4. Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
5. Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan 
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud.
Namun adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha. Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. 

3.2 Saran 
Dengan demikian manusia dan Harapan  tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil keindahan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak  keindahan kebudayaan.


DAFTAR PUSTAKA









MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR “MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP” ...


MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP”











Disusun oleh :
Bima Faturochman (16417435)




Kelas  1IB02
Fakultas Teknologi Industri
Mata kuliah : Ilmu budaya dasar
Dosen : Rafiqa maulidia
Kata Pengantar
Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Ilmu budaya dasar.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Manusia dan pandangan hidup, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Gunadarma. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh  dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Depok, 24 April 2018
Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan  kebiasaan-kebiasaan tersebut akan menjadi kebudayaan.
Setiap manusia mempunyai sifat keindahan yang berbeda-beda dengan sesamanya. Karena itu merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap umatnya untuk merasakan apa aja yang ada di alam ini.
Segala puji hanya bagi Allah SWT tuhan semesta alam. Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit yang kemudian tumbuhlah berbagai macam tumbuh-tumbuhan tang dengannya manusia bisa memanfaatkannya. Dia jugalah yang telah memberikan berbagai macam nikmat yang sangat banyak sejak kita lahir hingga dewasa kini. Sholawat dan salam semoga tetap telimpah kepada junjungan kita Nabi kita Nabi Muhammad yang telah membawa ajaran islam yang pada akhirnya akn menyelamatkan kita dari segala macam mara bahaya.
Dalam kesempatan kali ini kami penulis mengangkat tema ” Manusia dan pandangan hidup ” yang mana tema ini merupakan kelanjutan dari pembahasan-pembahasan sebelumnya dalam mahta kuliah Ilmu Budaya Dasar. Makalah ini ditulis oleh saudara Ja’far Shiddiq dan Uhan Noor Ayyubi yaitu Mahasiswa Pendidikan Agama Islam semester 2 untuk memenuhi tugas pembuatan makalah padfa mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Tema yang kami angkat kali ini amatlah penting untuk di bahas lebih lanjut guna kelanjutan pemahaman kita dalam Ilmu Budaya dasar ini. Yang mana Sebagai suatu didiplim ilmu yang berhubungan langsung dengan individu-individu yang menjadi substansi utama sebagai dasr pembentukan suatu budaya apakah Ilmu budaya dasr mampu untuk membangun pandangan hidup seseorang ke arah yang lebih baik yakni dengan hadirnya pandangan hidup yang jelas pada diri seseorang. Lalu apakah pandangan hidup itu sendiri dapat mempengaruhi jalannya kehidupan seseorang? Dan bagaimana seseorang yang hidup tanpa memiliki pandangan hidup?
1.2 Rumusan Masalah
Apa Pengertian Manusia ?
Apa Pengertian Pandangan hidup ?
Sebutkan macam-macam pandangan hidup?
Bagaimana pandangan hidup muslim?
Pengertian Ideologi  ?
Sebutkan 2 hak ideologi?
Apa pengertian cita-cita ?
Bagimana contoh cita-cita ?
Bagaimana Membahas tentang kebajikan ?
Bagimana menjelaskan tentang usaha dan perjuangan ?
Bagimana mejelaskan keyakinan dan kepercayaan ?
Bagaimana langkah-langkah berpandangan hidup yang baik ?
1.3 Tujuan penulisan
Mengetahui  Pengertian Manusia ?
Mengetahui Pengertian Pandangan hidup ?
Mengetahui macam-macam pandangan hidup?
Mengetahui pandangan hidup muslim?
Mengetahui Pengertian Ideologi  ?
Mengetahui 2 hak ideologi?
Mengetahui pengertian cita-cita ?
Mengetahui contoh cita-cita ?
Mengetahui Membahas tentang kebajikan ?
Mengetahui menjelaskan tentang usaha dan perjuangan ?
Mengetahui mejelaskan keyakinan dan kepercayaan ?
Mengetahui langkah-langkah berpandangan hidup yang baik ?  
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan pada makalah ini bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara manusia dan kebudayaan yang sudah berlangsung disekitar kita selama ini, melalui pembahasaan pada bab selanjutnya.


BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manusia
Manusia atau juga yang bisa disebut dengan  orang  dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.Penggolongan yang lainnya adalah seperti berdasarkan usia,bayi,balita,anak-anak,remaja,dewasa,dan orang tua
Manusia adalah mahluk yang luar biasa karena diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai mahluk yang sempurna. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
2.2 Pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.
Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
  1. Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
  2. Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
  3. Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
  4. Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
  5. Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.
Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.
2.3 Ideologi
Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan citacita.
Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.

2.4 Cita-Cita
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.
Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak masih bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan sebagainya. Ini berarti bahwa sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam kandungan, orang tua telah berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan atau profesi yang biasanya tak tercapai oleh orang tuanya.
Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi, do’a yang di ucapkan oleh family atau handai taulan biasanya berbunyi : “ Semoga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti kepada orang tua.
Karena itu wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.
Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti :
– Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
– Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.
– Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan.
2.5 Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :
  1. Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
  2. Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
  3. Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
2.6 Usaha/perjuangan
kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna. Apabila manusia ingin menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang ingin menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan denga otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan bisa juga keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada jasmani/tenaganya. Sebaliknya buruh bekerja keras dengan jasmani/tenaganya daripada otaknya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan menigkatkan harkat dan martabat manusia. Pemalas membuat manusia itu miskin, melarat dan tidak mempunyai harkat dan martabat. Karena itu tidak boleh bermalas – malasan, bersantai – santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia yang mengaturnya.
Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras, sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang ditunjuk kepada para pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”.
Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian / ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian / ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “Long life education”.
Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan (cinta kasih) antara sesama manusia, maka ketidak mampuan akan kemampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara tolong menolong, bergotong royong. Apabila sistem ini diangkat ketingkat organisasi negara, maka negara akan mengatur usaha / perjuangan warga negaranya sedemian rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga negara dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui pandangan hidup /idiologi yang dianut oleh suatu negara.
2.7 Keyakinan atau kepercayaan
Dilihat dari segi bahasa, keyakinan berasal dari kata yaqin yang artinya percaya sungguh-sungguh. Kepercayaan berbeda dengan keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada di atas istilah kepercayaan. Dan keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan menerima dengan budi (ratio) dan keyakinan menerima dengan akal.
Dalam kehidupan, manusia mempunyai banyak keyakinan atas suatu hal. Dengan keyakinannya inilah, kemudian manusia bertindak sebagai makhluk budaya. Keyakinan yang dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam. Dalam hal agama, keyakinan itu berarti menyakini secara pasti dan benar bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam bidang kehidupan manusia menggunakan keyakinan sebagai cara dalam menempuh kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupanakan diliputi oleh bimbang.
2.8 Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak lain menusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya.
Selain itu manusia sadar pula bahwa kehidupannya itu lain bila dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya.
Disana setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan.
Akhirnya manusia menemukan apa yang disebut “ sesuatu dan kekuatan diluar dirinya “. Ternyata keduanya adalah “ Agama dan Tuhan “. Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia yang memahaminya, sehingga banyak orang yang memeluk suatu agama semata-mata atas dasar keturunan. Akibatnya banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja dan tidak sampai batinnya. Atau yang sering dikenal dengan agama KTP. Padahal urusan agama adalah urusan akal, seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam satu hadistnya : Agama adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang yang tidak berakal.
Maksud Nabi Muhammad SAW tersebut ialah agar manusia dalam memilih suatu agama benar-benar berdasarkan pertimbangan akalnya, dan bukan semata-mata karena asas keturunan. Hal ini ditegaskan oleh firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat-236 yang artinya :
Tidak ada paksaan untuk memasuki sesuatu agama, sesungguhnya telah jelas antara jalan (agama) yang benar dan jalan (agama) yang salah.
Ternyata, pandangan hidup sangat penting. Baik untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat. Dan sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus betul-betul berdasarkan pilihan akal bukan sekedar ikut-ikutan saja.
Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama bagi kita adalah suatu kebutuhan. Bukan kebutuhan sesaat seperti makan, minum, tidur, dan sebagainya. Melainkan kebutuhan yang terus menerus dan abadi. Sebab setiap saat kita memerlukan perlindungan Allah SWT dan petunjuk agama sampai diakhir nanti.




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan 
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Dalam pembagiannya pandangan hidup dapat di bagi menjadi
Cita-cita
       Hal yang berkaitan dengan tujuan hidup seseorang menyangkut masa depan. Di dalamnya tersimpan sejuta harapan dan perasaan yang menggebu-gebu untuk mewujudkannya menjadi hal yang mungkin bukan mustahil.
Kebajikan
      Perbuatan dimana seseorang berbuat kebaikan kepada oranglain untuk membantunya tanpa mengharapkan pamrih.
Sikap hidup
     Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap positif ataukah negative. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Apakah kita mempunyai sikap apatis?.

Yang pastinya manusia sebagai makhluq yang di beri kelebihan akal oleh Allah haruslah menggunakan akal itu dengan sebaik-baiknya. Termasuk untuk melihat masa depan dengan menyusun pendangan hidupnya. 

3.2 Saran 
Manusia hidup karena adanya keindahan, sementara itu keindahan  akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan keindahan dan bukan merusaknya.
Dengan demikian manusia dan Pandangan Hiduptidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil keindahan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak  keindahan kebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA








MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR “MANUSIA DAN KEINDAHAN” Disusu...

MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“MANUSIA DAN KEINDAHAN”











Disusun oleh :
Bima Faturochman (16417435)



Kelas  1IB02
Fakultas Teknologi Industri
Mata kuliah : Ilmu budaya dasar
Dosen : Rafiqa maulidia

Kata Pengantar
Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Ilmu budaya dasar.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Manusia dan Keindahan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Gunadarma. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh  dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Depok, 3 April 2018
Penyusun







BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan  kebiasaan-kebiasaan tersebut akan menjadi kebudayaan.
Setiap manusia mempunyai sifat keindahan yang berbeda-beda dengan sesamanya. Karena itu merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap umatnya untuk merasakan apa aja yang ada di alam ini.
Ditinjau dari segi bahasa,Keindahan berasal dari kata Indah, diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, nyaman, bagus benar atau elok. Keindahan identik dengan kebenaran.  Keindahan dalam arti estetika murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Nilai Estetik menurut Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian  keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai Pendidikan, dan sebagainya.  Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam  memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan  adalah hasil merenung.  Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok,  sesuai, atau kena benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur  pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.  Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,  sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan atau keadaban.
1.2 Rumusan Masalah
Apa Pengertian Manusia ?
Apa Pengertian Keindahan?
Bagaimana Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah  ?
Bagaimana Keindahan seluas-luasnya ?
Bagaimana Nilai Estetik ?
Jelaskan Nilai Unsur ekstrinsik  danUnsur intrinsik ?
Apa Teori-teori Renungan ?
Apa itu Keserasian ?
Bagaimana Kontemplasi dan Ekstansi ?
1.3 Tujuan penulisan
Mengetahui Pengertian Manusia
Mengetahui Pengertian Keindahan
Mengetahui Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah 
Mengetahui Keindahan seluas-luasnya
Mengetahui Nilai Estetik
Mengetahui Nilai Unsur ekstrinsik  danUnsur intrinsik
Mengetahui Teori-teori Renungan
Mengetahui Keserasian
Mengetahui Kontemplasi dan Ekstansi 
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan pada makalah ini bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara manusia dan keindahan yang sudah berlangsung disekitar kita selama ini, melalui pembahasaan pada bab selanjutnya.




BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manusia
Manusia atau juga yang bisa disebut dengan  orang  dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.Penggolongan yang lainnya adalah seperti berdasarkan usia,bayi,balita,anak-anak,remaja,dewasa,dan orang tua
Manusia adalah mahluk yang luar biasa karena diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai mahluk yang sempurna. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
2.2 Pengertian Keindahan
            Keindahan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang indah, tak ada cacat celanya, bersih, mulus, mempesona sempurna, mengagumkan, lainya, memiliki daya tarik, dan sebagainya.itulah inti kesan tentang keindahan yang tercetus melalui desah ucapan; oh, alangkah indahnya.
Dalam hukum keindahan, keindahan itu sendiri relative sifatnya,berubah-ubah, dan selalu disesuaikan atau dihentikan penilaiannya oleh dan dengan selera pengagum keindahan tersebut. Menurut si A, sesuai lukisan itu indah, namun si B, mengatakan lukisan itu tidak indah. Sejauhmana perbedaan pengamatan jurus pandang antara si A dan si B terhadap suatu lukisan? Jawabanya ditentukan oleh selera masing-masing.
Bahasa tentang  pengertian keindahan terkait erat dengan visualitas dan perasaan. Dalam hal ini terdapat semacam gerak bersamaan  secara refles antara pandangan dan penglihatan dengan perasaan. Misalnya,sesuatu lukisan itu indah.begitu mata melihat lukisan itu, otomatis perasaan pun turung terlibat spontan menyatakan indah.
Laurence M. gould mengutip pendapatnya coleritge dalam wukmir dan gopinatha (1981;43) sebagai berikut; ‘’keindahan adalah kesatuan dan keanekaan’’.jika melihat adalah kasatuan, maka mungkin yang dimaksud adalah pengamatan,perasaan,pemikiran, dan penginderaan pandangan serta sasaran tujuan, kepada obye yang dikatakan indah. Selanjutnya keanekaan keindahan, mungkin juga yang dimaksud adalah berbagai macam bentuk keindahan yang tercakup di dalam sejumlah obyek yang dikatakan indah.
Dalam pengertian structural pada garis besarnya keindahan terdiri dari keindahan alami dan keindahan non alami. Keindahan alami adalah keindahan
Diluar campur tangan manusia, misalnya keindahan sang surya menjelangsenja terbenam di ufuk barat, indahnya kemilau air laut tersentuh cahaya bulan purnama di malam hari, kemilau titi-titik embun dipagi hari dan seterusnya.
Campur tangan manusia terhadap keindahan alami dimungkinkan hanya terjelma dalam bentuk karya seni (seni suara, seni music, seni tari, seni sastra, seni lukis, seni ukir, seni pahat).karena keindahan alami adalah keindahan ciptaan maha pencipta,maka kemampuan manusia terbatas pada mengagumi sempanjang ia masih mengakui kebesaran dan keagungan maha cipta.
Keindahan alami tak dapat dipoles karena esensi ;’’indah’’ terlatak didalam keindahan iti sendiri bukan diluarnya.itulah sebabnya keindahan alami hanya terjangkau oleh kepekaan rasa yang mendalam, tak dapat dirubah dan berubah, kecuali oleh sifat alaminya sendiri. Misalnya dimalam hari  langit yang cerah bertaburan bintang gemerlap sangat indah. Tiba-tiba langit menjadi gelap, awam menebal pertanda hujan lebat akan turun. Itulah salah satu kemuskilan dari kaindahan alami.
Keindahan non alami adalahkeindahan yang mengada dengan sengaja karena campur tangan manusia. Dari kaindahan alami ditransfer kadalam bentuk keindahan non alami melalui kemampuan peniruan manusia. Dalam hal peniruan manusia itu, selalu didukung oleh kekuatan imajinasi dan ispirasi, ketekunan, serta kemampuan daya serap sehingga menghasilkan suatu karya yang dapat mengalihkan wujud keindahan alami ke dalam kanvas (seni lukis),ritma-ritma dalam bentuk lagu (seni suara), susunan kata puisi (seni sastra) dan sebagainya.
Walaupun tidak seasli keindahan alami yang sebenarnya, namun kemampuan manusia (para seniman) mentrasfer keindahan alami ke dalam berbagi wahana seni, hal itu telah berupakan suatu reduplikasi kepuasan seni (the art of the reduplications pleasures) di dalam menghargai dan mengagumi serta menghayati keindahan alami sesuai aslinya.
Keindahan non alami sebagai suatu fenomena, final estimasinya teresap di dalam hasil karya sebagai reaksi dari meleburnya visi (pengamatan) dan penginderaan agar menghasilkan kesesuaian yang terpadu  atau kemiripan yang persis,antara keindahan alami dengan keindahan non alami.
Di sisi lain, keindahan non alami sifatnya tidak konstan, juga tidak mengandung keabadian, sehingga melahirkan sejumlah aliran dalam arena seni misalnya futurism, dadaisme, ekspresionisme, pluralisme, natularisme, country, blues, rock, slow rock, dan sebagainya. Selain itu, keindahan non alami didominasi oleh pengkaryaan manusia sehingga menempatkan obyek di dalam keindahan non alami dalam lingkup berbagai dimensi bercorak sektasis spektakuler.
Hal ini yang menyebabkan karya-karya seni corak serta motif lebih diwarnai sekaligus ditentukan oleh dan bersumber dari hasil inspirasi imajinatif si pengkarya, tanpa terikat oleh aturan-aturan yang sangat dipaksakan berasal dari kekuasaan dan tirani, misalnya lukisan bercorak karikatul, puisi-puisi atau lagu-lagu bertema dan bernada ironis, terkadang sarkasis. Inilah salah satu kemampuan para seniman mentransfer keindahan alami ke dalam lingkup keindahan non alam
2.3 Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah
Segala sesuatu yang yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata“belum”Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan.
Dalam bahasa Inggris menjadi kata “beatiful”, Prancis “beao”sedangkan Italy dan Spanyol”beloo”. Dan dalam arti estetik mencangkup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya dengan hubunganya dengan segala sesuatu yang di serapnnya. Sedangkan dalam arti terbatas kindahan sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.
Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman  keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Orang menciptakan itu pada dasarnya mencontoh keindahan yang di anugrahkan Tuhan pada umatnya. Namun demikian orang yang mencontoh keindahan alam belum tentu menghasilkan keindahan.
Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah ,sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Daya tidak pernah ada  dan tidak akan bertambah sipat indah itu adalah universal, tidak terkait dengan selera  seseorang waktu dan tempat dimanapun kapanpun mempunyai sifat yang sama dalam menghadapi sesuatu yang indah, yaitu sikap yang simpati dan empati.
2.4 Keindahan seluas-luasnya
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
• keindahan seni
• keindahan alam
• keindahan moral
• keindahan intelektual.

2. Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.

3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.
2.5 Nilai Estetik
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan)”, dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan dengan kata “Beautiful”, bahasa Perancis “Beau” , Italia dan Spanyol “Bello” , kata-kata itu ber asal dar i bahasa Latin “Bellum” , akar katanya adalah “Bonum” yang berarti kebaikan. Membedakan antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak adalah keindahan yang tak dapat terlihat secara fisik dan bersifat tidak beraturan, tetapi nilai dari keindahan itu dapat dirasakan,seperti contoh keindahan ketika merasakan angin yang berhembus. Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah kebalikan dari Keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak, dimana keindahan itu dapat dirasakan, dilihat maupun dapat dikenang selama kita mengingatnya.

2.6 Nilai Unsur ekstrinsik  danUnsur intrinsik
Dalam keindahan terdapat sebuah penilaian yang disebut dengan Nilai Estetik. Nilai Estetik merupakan penilaian terhadap segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan. Estetik berasal dari kata Estetika yang berarti salah satu cabang dari filsafat dan Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang keindahan dari suatu objek yang indah. Dalam penilaian nya, nilai estetik memiliki 2 unsur pendukung, yaitu unsur Ekstrinsik dan Intrinsik.
1. Unsur ekstrinsik adalah unsur nilai yang di pengaruhi dari luar maksudnya adalah dalam suatu karya yang menimbulkan keindahan, unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur yang berada di luar unsur utama atau unsur-unsur sebagai unsur pengganti dalam sebuah karya. Misalnya, nilai ekonomi, nilai politik, nilai agama serta nilai nilai yang mempengaruhi suatu hasil karya yang menimbulkan atau menghasilkan keindahan.
2. Unsur intrinsik adalah unsur nilai yang dipengaruhi dari dalam maksudnya adalah unsur-unsur yang terkadung di dalam karya itu sendiri. Dalam pemenuhannya akan menimbulkan suatu keindahan. Contohnya adalah pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) dan unsur-unsur lain yang termasuk di dalamnya.
Hubungan manusia terhadap keindahan yang mengandung nilai estetik dan juga unsur-unsur pendukung nya (Unsur Ekstrinsik dan Unsur Intrinsik) adalah sebagai berikut :

2.7 Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
2.8 Teori-teori Renungan
Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diammemikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal.Hasil dari merenung juga dapat disebut renungan. Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sama lain berbeda, meskipun objek yang direnungkannya sama, lebih pula apabila objek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkannya itu bergantung kepada objek dan subjek.
Setiap kegiatan untuk merenung atau mengevaluasi segenap pengetahuan yang dimiliki dapat disebut berfilsafat. Jadi berfilsafat adalah terjadinya proses pembicaraan, evaluasi dengan hati kita sendiri mengenai suatu peristiwa. Contoh hasil renungan yang menghasilkan pengetahuan yaitu Newton dengan gaya gravitasinya3.
Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran. Penalaran adalah proeses berpikir yang logik  dan analitik. Berpikir merupakan kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir logik menunjuk pola berpikir secara luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logik ditinjau dari suatu logika tertentu. Maka ada kemungkinan suatu pemikiran yang logik akan menjadi tidak logik bila ditinjau dari sudut logika yang lain. Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu:
1.Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu yang lain. Hubungan ilmu dengan mor al seni dan tujuan hidup.
2.M endasar, artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar gejala), sehingga dapat dijadikan dasar berpjak bagi segenap bidang keil muan.
3.Spekulatif, artinya hasil pemikiran yang di dapat diijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang bar u.
Renungan atau pemikiran yang dibahas ialah yang berhubungan dengan keindahan. Setiap hasil seni lahir dari hasil renungan. Tanpa direnungkan hasil seni tidak akan mencapai keindahan. Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan keindahan atau penciptaan keindahan didasarkan atas tiga macam teori, ialahTeor i Pengungkapan, Teori Metafisika, dan Teori Psikologis. Masing-masing dari teori itu ada tokohnya.
Dalam Teori Pengungkapan dikatakan oleh Benedetto Cr oce, bahwa seni adalah pengungkapan kesan- kesan. Dalam Teori Metafisika,Plato mengendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi, sebagai realita Ilahi itu. Dari teori permainan yang masih tergolong teori Odi kologik dengan tokohnya Freidrick Schiller dan Herbert Spencer,Schiller menyatakan bahwa asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain- main (Play Impulse).
Pada proses jiwa seniman pada waktu merenung dalam rangka menciptakan seni, menurut
Keats selalu diliputi rasa ragu-ragu, takut, ketidaktentuan, misterius (Negative Capability). Justru seniman yang tidak memiliki kemampuan negatif tidak mampu menciptakan keindahan. Kemampuan negatif ini identik dengan proses mencari. Mencari yang dimaksud ialah mencari keindahan, karena yang bersangkutan merasa belum puas atas keindahan yang telah diciptakan.
2.9 Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Perpaduan misalnya orang berpakaian antara kulit dan warnanya yang dipakai cocok. Sebaliknya orang hitam memakai wana hijau, tentu makin hitam. Warna hijau pantas dipakai oleh orang berkulit kuning. Atau ke pasar menggunakan pakaian pesta, atau sebaliknya berpesta menggunakan pakaian santai, dan lain-lain. Hal seperti ini tentu tidak serasi dan kur ang cocok, kurang kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang “ Sayang” atau kata-kata lain yang menunjukkan kekecewaan. Oleh karena yang memandang i tu merasa kecewa dengan adanya hal yang kur ang serasi .
Dalam memadu rumah dan halaman, rumah yang bagus dengan halaman luas dan tersusun rapi dengan bunga-bunga yang indah, orang akan memuji keserasian itu. Tetapi sebaliknya, rumah yang bagus yang tidak mempunyai halaman tentu orang akan mengatakan “ Sayang” . Jadi dalam hal memadu rumahdan halaman itu ada unsur ukuran- ukuran yang seimbang.
Dalam berpakaian sangat diutamakan keserasian warna dan bentuk serta potongan tubuh. Atau dapat juga kita kagum atas kecantikan wanita dan kecakapan pria pada waktu duduk. Setiap orang melihat terheran-heran melihat wajahnya. Hampir semua mata memandang ke arah wanita atau pria yang dikagumi semua yang hadir  itu. Tetapi setelah berdiri, semua orang mengeluh “Sayang”, karena tinggi orang itu tidak sesuai dengan harapan kita, ternyata terlalu pendek hal seperti itu juga menyatakan ukuran.
Karena itu, dalam keindahan itu,  sebagian besar  ahli pikir  menjelaskan, bahwa keindahan  pada dasarnya adalah sejumlah kualita/ pokok tertentu yang  terdapat  pada sesuatu hal; Kualita yang paling sering disebut  adalah Kesatuan (Unity), Kesel ar asan (Har mony), Ketangkupan (Symetry), Kesei mbangan (Bal ance) dan Pertentangan (Con t r ast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu di katakan ter susun dar i ber bagai keselar asan dan per tentangan dar i gar is, war na, bentuk dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat  bahwa Kei ndahan adalah suatu kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Keserasian identik dengan Keindahan. Keindahan adalah suatu susunan keserasian yang dapat menciptakan kesenangan bagi penglihatan dan pendengar an. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak ser asi tidak indah. Pendapat lain mengatakan, bahwa pengalaman estetik sebagai suatu keselar asan dinamik dan perenungan yang menyenangkan. Dalam keselarasan itu seseor ang memiliki per asaan seimbang dan tenang dan mempunyai citar asa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati dan ingin memperpanjangnya.
Dalam perimbangan sebagai cabang Teori Objektif dinyatakan bahwa Keindahan merupakan suatu kualita dari benda. Contoh untuk itu ialah bangunan arsitektur Yunani Kuno yang terdiri dari atap yang bersusun yang ditopang tiang- tiang besar dengan ukur an yang seimbang, sehingga tampak har monis dan serasi. Atap yang bersusun itu tercipta dari hubungan bagian-bagian yang berimbang berdasar kan perbandingan angka-angka. Keserasian tidak ada hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan antara warna, bentuk dan ukuran.




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan 

Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-benda. Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan.
keindahan alami adalah keindahan ciptaan maha pencipta,maka kemampuan manusia terbatas pada mengagumi sempanjang ia masih mengakui kebesaran dan keagungan maha cipta.
Keindahan alami tak dapat dipoles karena esensi ;’’indah’’ terlatak didalam keindahan iti sendiri bukan diluarnya.itulah sebabnya keindahan alami hanya terjangkau oleh kepekaan rasa yang mendalam, tak dapat dirubah dan berubah, kecuali oleh sifat alaminya sendiri. Misalnya dimalam hari  langit yang cerah bertaburan bintang gemerlap sangat indah. Tiba-tiba langit menjadi gelap, awam menebal pertanda hujan lebat akan turun. Itulah salah satu kemuskilan dari kaindahan alami.
Keindahan non alami adalahkeindahan yang mengada dengan sengaja karena campur tangan manusia. Dari kaindahan alami ditransfer kadalam bentuk keindahan non alami melalui kemampuan peniruan manusia
3.2 Saran 
Manusia hidup karena adanya keindahan, sementara itu keindahan  akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan keindahan dan bukan merusaknya.
Dengan demikian manusia dan keindahan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil keindahan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak  keindahan kebudayaan.


DAFTAR PUSTAKA