MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR “MANUSIA DAN KEINDAHAN” Disusu...

MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“MANUSIA DAN KEINDAHAN”











Disusun oleh :
Bima Faturochman (16417435)



Kelas  1IB02
Fakultas Teknologi Industri
Mata kuliah : Ilmu budaya dasar
Dosen : Rafiqa maulidia

Kata Pengantar
Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Ilmu budaya dasar.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Manusia dan Keindahan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Gunadarma. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh  dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Depok, 3 April 2018
Penyusun







BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan  kebiasaan-kebiasaan tersebut akan menjadi kebudayaan.
Setiap manusia mempunyai sifat keindahan yang berbeda-beda dengan sesamanya. Karena itu merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap umatnya untuk merasakan apa aja yang ada di alam ini.
Ditinjau dari segi bahasa,Keindahan berasal dari kata Indah, diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, nyaman, bagus benar atau elok. Keindahan identik dengan kebenaran.  Keindahan dalam arti estetika murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Nilai Estetik menurut Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian  keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai Pendidikan, dan sebagainya.  Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam  memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan  adalah hasil merenung.  Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok,  sesuai, atau kena benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur  pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.  Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,  sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan atau keadaban.
1.2 Rumusan Masalah
Apa Pengertian Manusia ?
Apa Pengertian Keindahan?
Bagaimana Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah  ?
Bagaimana Keindahan seluas-luasnya ?
Bagaimana Nilai Estetik ?
Jelaskan Nilai Unsur ekstrinsik  danUnsur intrinsik ?
Apa Teori-teori Renungan ?
Apa itu Keserasian ?
Bagaimana Kontemplasi dan Ekstansi ?
1.3 Tujuan penulisan
Mengetahui Pengertian Manusia
Mengetahui Pengertian Keindahan
Mengetahui Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah 
Mengetahui Keindahan seluas-luasnya
Mengetahui Nilai Estetik
Mengetahui Nilai Unsur ekstrinsik  danUnsur intrinsik
Mengetahui Teori-teori Renungan
Mengetahui Keserasian
Mengetahui Kontemplasi dan Ekstansi 
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan pada makalah ini bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara manusia dan keindahan yang sudah berlangsung disekitar kita selama ini, melalui pembahasaan pada bab selanjutnya.




BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manusia
Manusia atau juga yang bisa disebut dengan  orang  dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.Penggolongan yang lainnya adalah seperti berdasarkan usia,bayi,balita,anak-anak,remaja,dewasa,dan orang tua
Manusia adalah mahluk yang luar biasa karena diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai mahluk yang sempurna. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
2.2 Pengertian Keindahan
            Keindahan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang indah, tak ada cacat celanya, bersih, mulus, mempesona sempurna, mengagumkan, lainya, memiliki daya tarik, dan sebagainya.itulah inti kesan tentang keindahan yang tercetus melalui desah ucapan; oh, alangkah indahnya.
Dalam hukum keindahan, keindahan itu sendiri relative sifatnya,berubah-ubah, dan selalu disesuaikan atau dihentikan penilaiannya oleh dan dengan selera pengagum keindahan tersebut. Menurut si A, sesuai lukisan itu indah, namun si B, mengatakan lukisan itu tidak indah. Sejauhmana perbedaan pengamatan jurus pandang antara si A dan si B terhadap suatu lukisan? Jawabanya ditentukan oleh selera masing-masing.
Bahasa tentang  pengertian keindahan terkait erat dengan visualitas dan perasaan. Dalam hal ini terdapat semacam gerak bersamaan  secara refles antara pandangan dan penglihatan dengan perasaan. Misalnya,sesuatu lukisan itu indah.begitu mata melihat lukisan itu, otomatis perasaan pun turung terlibat spontan menyatakan indah.
Laurence M. gould mengutip pendapatnya coleritge dalam wukmir dan gopinatha (1981;43) sebagai berikut; ‘’keindahan adalah kesatuan dan keanekaan’’.jika melihat adalah kasatuan, maka mungkin yang dimaksud adalah pengamatan,perasaan,pemikiran, dan penginderaan pandangan serta sasaran tujuan, kepada obye yang dikatakan indah. Selanjutnya keanekaan keindahan, mungkin juga yang dimaksud adalah berbagai macam bentuk keindahan yang tercakup di dalam sejumlah obyek yang dikatakan indah.
Dalam pengertian structural pada garis besarnya keindahan terdiri dari keindahan alami dan keindahan non alami. Keindahan alami adalah keindahan
Diluar campur tangan manusia, misalnya keindahan sang surya menjelangsenja terbenam di ufuk barat, indahnya kemilau air laut tersentuh cahaya bulan purnama di malam hari, kemilau titi-titik embun dipagi hari dan seterusnya.
Campur tangan manusia terhadap keindahan alami dimungkinkan hanya terjelma dalam bentuk karya seni (seni suara, seni music, seni tari, seni sastra, seni lukis, seni ukir, seni pahat).karena keindahan alami adalah keindahan ciptaan maha pencipta,maka kemampuan manusia terbatas pada mengagumi sempanjang ia masih mengakui kebesaran dan keagungan maha cipta.
Keindahan alami tak dapat dipoles karena esensi ;’’indah’’ terlatak didalam keindahan iti sendiri bukan diluarnya.itulah sebabnya keindahan alami hanya terjangkau oleh kepekaan rasa yang mendalam, tak dapat dirubah dan berubah, kecuali oleh sifat alaminya sendiri. Misalnya dimalam hari  langit yang cerah bertaburan bintang gemerlap sangat indah. Tiba-tiba langit menjadi gelap, awam menebal pertanda hujan lebat akan turun. Itulah salah satu kemuskilan dari kaindahan alami.
Keindahan non alami adalahkeindahan yang mengada dengan sengaja karena campur tangan manusia. Dari kaindahan alami ditransfer kadalam bentuk keindahan non alami melalui kemampuan peniruan manusia. Dalam hal peniruan manusia itu, selalu didukung oleh kekuatan imajinasi dan ispirasi, ketekunan, serta kemampuan daya serap sehingga menghasilkan suatu karya yang dapat mengalihkan wujud keindahan alami ke dalam kanvas (seni lukis),ritma-ritma dalam bentuk lagu (seni suara), susunan kata puisi (seni sastra) dan sebagainya.
Walaupun tidak seasli keindahan alami yang sebenarnya, namun kemampuan manusia (para seniman) mentrasfer keindahan alami ke dalam berbagi wahana seni, hal itu telah berupakan suatu reduplikasi kepuasan seni (the art of the reduplications pleasures) di dalam menghargai dan mengagumi serta menghayati keindahan alami sesuai aslinya.
Keindahan non alami sebagai suatu fenomena, final estimasinya teresap di dalam hasil karya sebagai reaksi dari meleburnya visi (pengamatan) dan penginderaan agar menghasilkan kesesuaian yang terpadu  atau kemiripan yang persis,antara keindahan alami dengan keindahan non alami.
Di sisi lain, keindahan non alami sifatnya tidak konstan, juga tidak mengandung keabadian, sehingga melahirkan sejumlah aliran dalam arena seni misalnya futurism, dadaisme, ekspresionisme, pluralisme, natularisme, country, blues, rock, slow rock, dan sebagainya. Selain itu, keindahan non alami didominasi oleh pengkaryaan manusia sehingga menempatkan obyek di dalam keindahan non alami dalam lingkup berbagai dimensi bercorak sektasis spektakuler.
Hal ini yang menyebabkan karya-karya seni corak serta motif lebih diwarnai sekaligus ditentukan oleh dan bersumber dari hasil inspirasi imajinatif si pengkarya, tanpa terikat oleh aturan-aturan yang sangat dipaksakan berasal dari kekuasaan dan tirani, misalnya lukisan bercorak karikatul, puisi-puisi atau lagu-lagu bertema dan bernada ironis, terkadang sarkasis. Inilah salah satu kemampuan para seniman mentransfer keindahan alami ke dalam lingkup keindahan non alam
2.3 Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah
Segala sesuatu yang yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata“belum”Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan.
Dalam bahasa Inggris menjadi kata “beatiful”, Prancis “beao”sedangkan Italy dan Spanyol”beloo”. Dan dalam arti estetik mencangkup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya dengan hubunganya dengan segala sesuatu yang di serapnnya. Sedangkan dalam arti terbatas kindahan sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.
Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman  keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Orang menciptakan itu pada dasarnya mencontoh keindahan yang di anugrahkan Tuhan pada umatnya. Namun demikian orang yang mencontoh keindahan alam belum tentu menghasilkan keindahan.
Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah ,sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Daya tidak pernah ada  dan tidak akan bertambah sipat indah itu adalah universal, tidak terkait dengan selera  seseorang waktu dan tempat dimanapun kapanpun mempunyai sifat yang sama dalam menghadapi sesuatu yang indah, yaitu sikap yang simpati dan empati.
2.4 Keindahan seluas-luasnya
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
• keindahan seni
• keindahan alam
• keindahan moral
• keindahan intelektual.

2. Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.

3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.
2.5 Nilai Estetik
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan)”, dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan dengan kata “Beautiful”, bahasa Perancis “Beau” , Italia dan Spanyol “Bello” , kata-kata itu ber asal dar i bahasa Latin “Bellum” , akar katanya adalah “Bonum” yang berarti kebaikan. Membedakan antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak adalah keindahan yang tak dapat terlihat secara fisik dan bersifat tidak beraturan, tetapi nilai dari keindahan itu dapat dirasakan,seperti contoh keindahan ketika merasakan angin yang berhembus. Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah kebalikan dari Keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak, dimana keindahan itu dapat dirasakan, dilihat maupun dapat dikenang selama kita mengingatnya.

2.6 Nilai Unsur ekstrinsik  danUnsur intrinsik
Dalam keindahan terdapat sebuah penilaian yang disebut dengan Nilai Estetik. Nilai Estetik merupakan penilaian terhadap segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan. Estetik berasal dari kata Estetika yang berarti salah satu cabang dari filsafat dan Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang keindahan dari suatu objek yang indah. Dalam penilaian nya, nilai estetik memiliki 2 unsur pendukung, yaitu unsur Ekstrinsik dan Intrinsik.
1. Unsur ekstrinsik adalah unsur nilai yang di pengaruhi dari luar maksudnya adalah dalam suatu karya yang menimbulkan keindahan, unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur yang berada di luar unsur utama atau unsur-unsur sebagai unsur pengganti dalam sebuah karya. Misalnya, nilai ekonomi, nilai politik, nilai agama serta nilai nilai yang mempengaruhi suatu hasil karya yang menimbulkan atau menghasilkan keindahan.
2. Unsur intrinsik adalah unsur nilai yang dipengaruhi dari dalam maksudnya adalah unsur-unsur yang terkadung di dalam karya itu sendiri. Dalam pemenuhannya akan menimbulkan suatu keindahan. Contohnya adalah pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) dan unsur-unsur lain yang termasuk di dalamnya.
Hubungan manusia terhadap keindahan yang mengandung nilai estetik dan juga unsur-unsur pendukung nya (Unsur Ekstrinsik dan Unsur Intrinsik) adalah sebagai berikut :

2.7 Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
2.8 Teori-teori Renungan
Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diammemikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal.Hasil dari merenung juga dapat disebut renungan. Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sama lain berbeda, meskipun objek yang direnungkannya sama, lebih pula apabila objek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkannya itu bergantung kepada objek dan subjek.
Setiap kegiatan untuk merenung atau mengevaluasi segenap pengetahuan yang dimiliki dapat disebut berfilsafat. Jadi berfilsafat adalah terjadinya proses pembicaraan, evaluasi dengan hati kita sendiri mengenai suatu peristiwa. Contoh hasil renungan yang menghasilkan pengetahuan yaitu Newton dengan gaya gravitasinya3.
Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran. Penalaran adalah proeses berpikir yang logik  dan analitik. Berpikir merupakan kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir logik menunjuk pola berpikir secara luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logik ditinjau dari suatu logika tertentu. Maka ada kemungkinan suatu pemikiran yang logik akan menjadi tidak logik bila ditinjau dari sudut logika yang lain. Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu:
1.Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu yang lain. Hubungan ilmu dengan mor al seni dan tujuan hidup.
2.M endasar, artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar gejala), sehingga dapat dijadikan dasar berpjak bagi segenap bidang keil muan.
3.Spekulatif, artinya hasil pemikiran yang di dapat diijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang bar u.
Renungan atau pemikiran yang dibahas ialah yang berhubungan dengan keindahan. Setiap hasil seni lahir dari hasil renungan. Tanpa direnungkan hasil seni tidak akan mencapai keindahan. Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan keindahan atau penciptaan keindahan didasarkan atas tiga macam teori, ialahTeor i Pengungkapan, Teori Metafisika, dan Teori Psikologis. Masing-masing dari teori itu ada tokohnya.
Dalam Teori Pengungkapan dikatakan oleh Benedetto Cr oce, bahwa seni adalah pengungkapan kesan- kesan. Dalam Teori Metafisika,Plato mengendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi, sebagai realita Ilahi itu. Dari teori permainan yang masih tergolong teori Odi kologik dengan tokohnya Freidrick Schiller dan Herbert Spencer,Schiller menyatakan bahwa asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain- main (Play Impulse).
Pada proses jiwa seniman pada waktu merenung dalam rangka menciptakan seni, menurut
Keats selalu diliputi rasa ragu-ragu, takut, ketidaktentuan, misterius (Negative Capability). Justru seniman yang tidak memiliki kemampuan negatif tidak mampu menciptakan keindahan. Kemampuan negatif ini identik dengan proses mencari. Mencari yang dimaksud ialah mencari keindahan, karena yang bersangkutan merasa belum puas atas keindahan yang telah diciptakan.
2.9 Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Perpaduan misalnya orang berpakaian antara kulit dan warnanya yang dipakai cocok. Sebaliknya orang hitam memakai wana hijau, tentu makin hitam. Warna hijau pantas dipakai oleh orang berkulit kuning. Atau ke pasar menggunakan pakaian pesta, atau sebaliknya berpesta menggunakan pakaian santai, dan lain-lain. Hal seperti ini tentu tidak serasi dan kur ang cocok, kurang kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang “ Sayang” atau kata-kata lain yang menunjukkan kekecewaan. Oleh karena yang memandang i tu merasa kecewa dengan adanya hal yang kur ang serasi .
Dalam memadu rumah dan halaman, rumah yang bagus dengan halaman luas dan tersusun rapi dengan bunga-bunga yang indah, orang akan memuji keserasian itu. Tetapi sebaliknya, rumah yang bagus yang tidak mempunyai halaman tentu orang akan mengatakan “ Sayang” . Jadi dalam hal memadu rumahdan halaman itu ada unsur ukuran- ukuran yang seimbang.
Dalam berpakaian sangat diutamakan keserasian warna dan bentuk serta potongan tubuh. Atau dapat juga kita kagum atas kecantikan wanita dan kecakapan pria pada waktu duduk. Setiap orang melihat terheran-heran melihat wajahnya. Hampir semua mata memandang ke arah wanita atau pria yang dikagumi semua yang hadir  itu. Tetapi setelah berdiri, semua orang mengeluh “Sayang”, karena tinggi orang itu tidak sesuai dengan harapan kita, ternyata terlalu pendek hal seperti itu juga menyatakan ukuran.
Karena itu, dalam keindahan itu,  sebagian besar  ahli pikir  menjelaskan, bahwa keindahan  pada dasarnya adalah sejumlah kualita/ pokok tertentu yang  terdapat  pada sesuatu hal; Kualita yang paling sering disebut  adalah Kesatuan (Unity), Kesel ar asan (Har mony), Ketangkupan (Symetry), Kesei mbangan (Bal ance) dan Pertentangan (Con t r ast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu di katakan ter susun dar i ber bagai keselar asan dan per tentangan dar i gar is, war na, bentuk dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat  bahwa Kei ndahan adalah suatu kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Keserasian identik dengan Keindahan. Keindahan adalah suatu susunan keserasian yang dapat menciptakan kesenangan bagi penglihatan dan pendengar an. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak ser asi tidak indah. Pendapat lain mengatakan, bahwa pengalaman estetik sebagai suatu keselar asan dinamik dan perenungan yang menyenangkan. Dalam keselarasan itu seseor ang memiliki per asaan seimbang dan tenang dan mempunyai citar asa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati dan ingin memperpanjangnya.
Dalam perimbangan sebagai cabang Teori Objektif dinyatakan bahwa Keindahan merupakan suatu kualita dari benda. Contoh untuk itu ialah bangunan arsitektur Yunani Kuno yang terdiri dari atap yang bersusun yang ditopang tiang- tiang besar dengan ukur an yang seimbang, sehingga tampak har monis dan serasi. Atap yang bersusun itu tercipta dari hubungan bagian-bagian yang berimbang berdasar kan perbandingan angka-angka. Keserasian tidak ada hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan antara warna, bentuk dan ukuran.




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan 

Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-benda. Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan.
keindahan alami adalah keindahan ciptaan maha pencipta,maka kemampuan manusia terbatas pada mengagumi sempanjang ia masih mengakui kebesaran dan keagungan maha cipta.
Keindahan alami tak dapat dipoles karena esensi ;’’indah’’ terlatak didalam keindahan iti sendiri bukan diluarnya.itulah sebabnya keindahan alami hanya terjangkau oleh kepekaan rasa yang mendalam, tak dapat dirubah dan berubah, kecuali oleh sifat alaminya sendiri. Misalnya dimalam hari  langit yang cerah bertaburan bintang gemerlap sangat indah. Tiba-tiba langit menjadi gelap, awam menebal pertanda hujan lebat akan turun. Itulah salah satu kemuskilan dari kaindahan alami.
Keindahan non alami adalahkeindahan yang mengada dengan sengaja karena campur tangan manusia. Dari kaindahan alami ditransfer kadalam bentuk keindahan non alami melalui kemampuan peniruan manusia
3.2 Saran 
Manusia hidup karena adanya keindahan, sementara itu keindahan  akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan keindahan dan bukan merusaknya.
Dengan demikian manusia dan keindahan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil keindahan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak  keindahan kebudayaan.


DAFTAR PUSTAKA






0 komentar: